Wayang Uwuh, dari Sampah Menjadi Karya Seni

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Medan Merdeka Selatan, Jakarta - Dalam bahasa Jawa, Uwuh memiliki arti sampah. Namun di tangan seniman Iskandar Hardjodimuldjo, sampah berhasil diolah menjadi wayang. Dalam rangkaian kegiatan Perpusnas Expo 2019, Iskandar membagikan ilmunya membuat wayang dari bahan-bahan bekas.

"Kebanyakan karya saya menggunakan sampah, seperti kertas, kulit kacang, bekas sumpit, dan botol mineral," jelas Iskandar saat memberikan pelatihan (workshop) di Perpustakaan Nasional,  pada Kamis (12/9).

Dalam workshop ini, Iskandar mengajarkan cara membuat wayang dari botol plastik. Dia menyebut, perwarnaan dalam pembuatan wayang memiliki karakter tersendiri. "Warna muka biasanya kuning, putih, hitam untuk kategori satria. Warna merah biasanya untuk kategori pemarah. Untuk tubuh biasanya warna kuning atau coklat," imbuhnya kepada peserta workshop.

Menurutnya, wayang sudah tersebar ke seluruh Nusantara tetapi sayangnya sudah mulai punah. Iskandar menjelaskan, wayang yang belum punah yakni wayang kulit dari Palembang dan wayang kulit (banjar) dari Kalimantan.

Melalui kreasinya, Iskandar ingin menyadarkan masyarakat bahwa sampah dapat dijadikan karya seni yang bermanfaat. Hasil karya Iskandar berupa wayang yang terbuat dari botol telah menempati pameran tetap di Bangkok dan dikoleksi di museum Belanda.

Iskandar menyebut wayang uwuh bukan karya seni yang membutuhkan biaya besar. Pada 2013, Iskandar diundang untuk menampilkan karyanya dalam pameran Jakarta Biennale yang diikuti peserta dari 16 negara. Dia berkisah, dana yang dimilikinya saat itu hanya Rp 500. "Pada saat itu, sungai Ciliwung sedang banjir hingga membuat sampah mengambang, lalu sampah-sampah itu saya ubah menjadi wayang," jelasnya.

Reportase: Aninda Ernest/Fotografer: Alfian Hadi Nugroho

 

 

PerpusnasPerpustakaan NasionalBuku TerbaruPerpusnas RIPerpustakaan Nasional Republik IndonesiaKoleksi Digital

Hak Cipta 2022 © Perpusnas Republik Indonesia

Jumlah pengunjung: NaN