Bersama Bung Karno Menggapai Jiwa Merdeka

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Kota Blitar, Jawa Timur--Budayawan, penulis, dan tokoh spiritual lintas agama Anand Krishna hadir di Perpustakaan Bung Karno Kota Blitar berdialog interaktif dengan generasi muda di Blitar,  dengan acara bertajuk Talkshow Bersama Anand Krishna dalam rangka Sosialisasi Perpustakaan Bung Karno yang dikemas dalam rangkaian Pekan Literasi Kebangsaan dan Kepemudaan, Kamis (11/10/2019) di Amphytheater Perpustakaan Bung Karno. Hadir dalam kesempatan itu Kepala UPT Perpustakaan Proklamator Bung Karno Janti Suksmarini beserta jajarannya, para budayawan Blitar Raya, para Kepala Dinas Kota Blitar, guru-guru SMP dan SMA, pelajar dan mahasiswa, penggiat literasi dan lainnya yang tak kurang dari 600 orang. Acara yang terselenggara berkat kerjasama UPT Perpustakaan Proklamator Bung Karno dengan Anand Ashram Foundation.

Anand Krishna yang merupakan Sahabat Perpusnas yang cukup lama berkecimpung dalam dunia literasi sesuai dengan kapasitasnya sebagai penulis produktif di bidang budaya, spiritual, dan kemanusiaan yang taku rang bukunya yang lahir dari tangannya 200 judul, yang salah satu bukunya berjudul Bersama Bung Karno Menggapai Jiwa Merdeka. Dalam buku ini diceritakan semangat Bung Karno dalam memerdekakan  Indonesia. Inilah yang harus digali dan hanya bisa diperoleh dengan cara membaca serta memahaminya. Buku-buku karya Anand Krishna juga menjadi koleksi di Perpusnas Jakarta dan di Perpustakaan Bung Karno Blitar.

Dalam Talkshow tersebut Anand  Krishna menceritakan  banyak hal tentang Bung Karno. Termasuk mengapa harus menggali pemikirannya. Nah, pria dengan "cassing berdarah India" kelahiran Solo Jawa Tengah itu memberi contoh kepada para peserta, salah satunya dalam Pancasila, bahwa Bung Karno menggunakan istilah Ketuhanan. "Ini merupakan sifat Tuhan. Jadi sifat-sifat Ketuhanan yang  ada dalam diri kita, bukan  Tuhan secara personal," ungkap Anand Krishna pendiri One Earth School di Kuta Bali.

Anand Krishna yang beberapa waktu lalu juga tampil di Perpustakaan Nasional  Jakarta mengatakan, Bung Karno juga  sangat memfavoritkan ungkapan Swami Vivekananda, karena Bung Karno ingin cepat mengajak bangsa Indonesia terus cepat berlari, dan kita bangsa Indonesia tak mampu mengejarnya, ya itulah pemikiran-pemikiran Bung Karno yang begitu cepat melesat. Rupanya Bung Karno tidak puas berjalan di tempat. Ia ingin berlari dan mengajak kita untuk lari bersama dia. Kita tidak mampu. Kita masih lemah, kaki kita tidak kuat. Bung Karno berulang kali menoleh kebelakang dan mengingatkan bahwa kelemahan itu hanya  ada dalam pikiran. Bahwanya kita tidak lemah.  Kita pun lantas malu mengakui kelemahan diri sendiri. Dan kita meninggalkan Bung Karno. Kita membiarkan dia lari sendiri. Kita mencap  dia sebagai seorang pelari tanpa kendali, tanpa perhitungan. Kita menolak dia, karena kecepatan dia, karena kekuatan dia, dan di atas segalanya, karena kelemahan kita sendiri. Bung Karno berani tampil berbeda. Ia berani mencoba sesuatu yang baru. kita tidak berani mencoba sesuatu yang baru. Bung Karno waspada, kita selalu was-was. Itulah gambaran yang diberikan Anand Krishna dalam bukunya Bersama Bung Karno Menggapai Jiwa Merdeka. Bung Karno sudah mengajarkan, mengajak untuk berlari cepat untuk meraih impian kemerdekaan, tapi kita  terlalu lambat untuk mengejar dan berlari bersama kecepatan pemikiran Bung Karno.

Kepala UPT Perpustakaan Proklamator Bung Karno Janti Suksmarini dalam sambutannya mengatakan  dengan adanya talkshow ini, Perpustakaan Bung Karno berusaha  mensosialisasikan kembali pemikiran-pemikiran Bung Karno dari koleksi yang tersimpan di Perpustakaan Bung Karno.  Pemikiran Bung Karno yang berkaitan dengan nasionalisme, patriotisme, revolusi mental, karakter bangsa dan tentang Indonesia ke depan. Tema ini sengaja dipilih karena sebagai generasi penerus, akan berusaha mengisi kemerdekaan. "Mengisi Indonesia yang kita cintai ini dengan jiwa persaudaraan,  persatuan kesatuan, patriotisme,  serta tentang nasionalisme Indonesia ke depannya," katanya.

Sementara itu, Kepala Bidang Layanan Informasi dan Kerjasama Agus Sutoyo yang mendampingi Anand Krishna dalam talkshow tersebut mengatakan perjalanan panjang seorang Anand Krishna yang lahir dari seorang  pedagang di Solo itu, ternyata mempunyai kedekatan dengan Bung Karno, ayahnya pernah di minta oleh Bung Karno pada saat Bung Karno mau mengunjungi India, dan beberapa judul buku yang disodorkan kepada ayahnya adalah beberapa koleksi bacaan Bung Karno yang sampai hari masih tersimpan di Perpustakaan Bung Karno.  "Buku-buku tersebut diantaranya; Autobiography Mahatma Gandhi, The Story of My Experiment with Truth by Mahatma Gandhi, The Unity of India by Jawaharlal Nehru, The Discovery of India oleh Jawaharlal Nehru, The Spirit of Islam oleh Sayeed Ameer,  Indian Village as it is oleh Ranganathan dan masih ada lagi yang tersimpan di Perpustakaan Bung Karno," ungkapnya. Agus Sutoyo juga mengatakan koleksi Bung Karno yang pernah dibacanya tak kurang dari  176 judul, sedangkan koleksi tentang Bung Karno yang ditulis orang lain lebih dari 311 judul, buku yang ditulis Bung Karno hasil dari kompilasi pidato-pidatonya ada 7 judul, dan buku yang ditulis Bung Karno yang utuh tulisannya adalah buku berjudul Sarinah yang cukup terkenal itu, semua tersimpan di koleksi khusus Perpustakaan Bung Karno.** *

reportase: handayani/heri purwanto

fotografer: A. Juwito

PerpusnasPerpustakaan NasionalBuku TerbaruPerpusnas RIPerpustakaan Nasional Republik IndonesiaKoleksi Digital

Hak Cipta 2022 © Perpusnas Republik Indonesia

Jumlah pengunjung: NaN