Jangan Hanya Membaca, Mari Menulis!

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Jakarta – Menulis adalah membaca dua kali.

Begitulah yang diungkapkan oleh Duta Baca Indonesia periode 2021-2025, Gol A Gong, dalam kegiatan talkshow Gerakan Indonesia Menulis: Kreatif di Era Pandemi yang diselenggarakan secara daring pada Jumat (24/9/2021).

Pemilik nama asli Hery Hendrayana ini menyampaikan sejatinya program kerja Indonesia Menulis merupakan upaya dalam memfasilitasi masyarakat daerah yang memiliki hobi membaca dan menulis untuk menerbitkan hasil tulisan mereka.

“Program ini berperan sebagai fasilitator dalam mengumpulkan penulis lokal yang ada di daerah. Jadi urutannya adalah setelah membaca harus menulis, peradaban ini harus bergerak maju,” ucapnya.

Hal tersebut didukung oleh sambutan dari Kepala Pusat Analisis Perpustakaan dan Pengembangan Budaya Baca Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI, Adin Bondar, Perpusnas sebagai lembaga yang fokus dalam urusan literasi sangat sadar bahwa peningkatan indeks literasi masyarakat membutuhkan beragam peningkatan kemampuan dalam berbagai kegiatan seperti talkshow menulis ini.

“Kami percaya bahwa menulis merupakan tahap dasar seseorang untuk mencapai kesejahteraan. Selain itu, menulis juga penting karena tulisan bisa menjadi sebuah bukti nyata telah terjadi suatu hal yang penting di suatu masa,” papar Adin.

Serupa juga disampaikan oleh Penulis sekaligus Pendiri Benny Institute, Benny Arnas, gerakan Indonesia Menulis hadir untuk “memaksa” masyarakat menyelesaikan tugas membacanya, yakni menulis. Menurutnya dengan membaca banyak dan baik, siapa pun bisa menulis serta menghasilkan buku yang bagus terlebih di masa pandemi Covid-19.

“Pandemi bukan halangan atau hambatan, justru kemawahan. Menulislah banyak dengan membaca banyak karena menulis adalah ekstrak dari kegiatan membaca,” jelasnya.

CEO Penerbit Buku Epigraf, Daniel Mahendra, mengakui bahwa sebenarnya banyak masyarakat terutama yang ada di daerah hobi membaca dan ingin menuangkan hasil bacaan mereka ke dalam bentuk tulisan, menjadi sebuah buku, namun tidak tahu bagaimana caranya.

“Harus kita jemput hal-hal seperti itu. Siklusnya tidak boleh berhenti dari membaca, harus menulis,” ujar pria yang akrab disapa DM ini.

Catatan perjalanan adalah hasil berbentuk tulisan yang didapat setelah melakukan perjalanan ke suatu tempat. Saat melakukan perjalanan tersebut, baik Benny maupun DM memiliki pengalaman dan kiat masing-masing.

Bagi Benny, sebuah perjalanan bukan hanya tentang tempat tujuan namun juga tentang bertemu dengan banyak orang baru. Banyak momen yang bisa dituliskan dari perjalanan tersebut, akan sangat disayangkan apabila momen-momen tersebut terlewat begitu saja.

“Anda harus melakukan perjalanan, menulisnya menjadi catatan perjalanan, dan menyebar tulisan tersebut ke banyak orang,” ungkap Benny.

Lain halnya untuk DM, dia pada kesempatan ini memberikan kiat yang mampu membuat para pembaca ikut merasakan apa yang sedang dia rasakan saat melakukan perjalanan tersebut.

“Ketika menulis, saya berusaha untuk merasakan seluruh panca indera seoptimal mungkin, sehingga pembaca bisa ikut merasakannya,” pungkasnya.

 

Reporter: Basma Sartika

PerpusnasPerpustakaan NasionalBuku TerbaruPerpusnas RIPerpustakaan Nasional Republik IndonesiaKoleksi Digital

Copyright 2022 © National Library Of Indonesia

Number of visitor: NaN