Emil Dardak: Perpustakaan Bukan Lagi Entitas Fisik, tetapi Sebuah Sistem

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Batam, Kep. Riau – Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak menekankan betapa pentingnya peran perpustakaan dalam kehidupan masyarakat dan pembangunan bangsa. Sejarah mencatat perpustakaan merupakan tempat yang paling mulia di setiap peradaban maju di dunia, karena di perpustakaanlah enlightment diperoleh. Hal tersebut disampaikan saat Emil menjadi keynote speaker pada Rapat Kerja Pusat IPI XXII dan Seminar Ilmiah Nasional Ikatan Pustakawan Indonesia di Batam, pada Minggu (7/7).

Perpustakaan di masa kini tidak lagi berkutat dalam mengorganisasi koleksi, tetapi pengetahuan yang tersimpan di dalamnya. Setiap kepala perpustakaan merupakan chief literacy officer yang mengupayakan bagaimana mencerdaskan kehidupan bangsa dengan membangun budaya literasi.

Emil berpendapat bahwa terdapat dua tantangan yang dihadapi perpustakaan dan kepustakawanan karena sekarang kita dituntut bagaimana orang dapat belajar dengan cepat dan segera dalam waktu singkat sementara informasi semakin banyak. 

Yang pertama, kita sedang membangun budaya membaca melalui bahan bacaan berupa teks dan berimajinasi dari bacaan tersebut tetapi di sisi lain kita juga dituntut harus mampu menyajikan informasi secara efisien agar dapat dengan cepat mencerdaskan masyarakat melalui infografis. Namun, karena wujudnya berupa teks dan gambar, maka dapat mengurangi daya imajinasi orang saat membacanya.

“Tantangan bagi perpustakaan yang berikutnya adalah information overload, di mana banyak sekali information junk, tetapi informasi jika terstruktur maka akan membuat masyarakat lebih tercerahkan. Di sinilah peran pustakawan yang seharusnya tidak hanya mengorganisir koleksi, tapi pengetahuan, bagaimana menciptakan difusi pengetahuan yang bisa didorong melalui sistem kepustakawanan,” imbuh Emil.

Selain itu, Emil menekankan KPI (Key Performance Indicator) pemerintah daerah seharusnya bukan pada jumlah kunjungan ke perpustakaan, tetapi pada kegiatan membacanya dan bahkan mungkin pada apa yang dilakukan setelah membaca. Oleh karena itu,perlu dipikirkan bagaimana kita mendorong minat baca dengan membuat buku yang kontekstual dan relevan. “Jadikanlah buku sebagai solusi,” ujar Emil.

 

Reportase: Eka Cahyani

Fotografer: Radhitya Purnama

PerpusnasPerpustakaan NasionalBuku TerbaruPerpusnas RIPerpustakaan Nasional Republik IndonesiaKoleksi Digital

Copyright 2022 © National Library Of Indonesia

Number of visitor: NaN